DPD PSI Kota Surabaya |
“Banyak keluh kesah dan masukan dari para pengemudi ojol yang disampaikan. Contohnya semakin banyak pendatang baru operator ojol di Surabaya yang tidak terdaftar. Hal ini membuat semakin mengurangi pendapatan mereka. Selain itu minimnya penyediaan tempat parkir dan atau shelter untuk pengemudi ojol di mall dan food court”, kata Erick Komala Ketua DPD PSI Surabaya.
Sementara William Wirakusuma mengungkapkan bahwa kita harus berterima kasih dengan kehadiran Ojol. Pada saat pandemi Covid-19, Ojol lah yang telah membantu para pelaku UMKM khususnya usaha kuliner untuk bertahan. Disaat aktivitas masyarakat di luar rumah dibatasi untuk memutus persebaran Covid-19, mereka lah pejuang yang mengantarkan pesanan kita. Mereka mengambil resiko yang sangat besar pada saat itu. Jadi sudah sepantasnya kita menghargai mereka dengan memberikan fasilitas penunjang bukan malah dibatasi aturan yang tidak jelas. "Kalau bisa malah untuk driver Ojol diberikan fasilitas bebas parkir" tambah William.
Erick juga menegaskan bahwa pemerintah harus tegas terhadap ojol “abal-abal". Perlu adanya regulasi tentang aplikasi layanan transportasi online. Regulasi ini harus mengedepankan sisi ekonomi kerakyatan dan sisi hukum agar pengguna juga terjamin keamanannya.
“Banyak sekarang ojol abal-abal yang beroperasi dengan harga yang murah dan itu sangat membuat kami sangat keberatan. Apalagi bagi hasil kami sekarang relatif kecil untuk membeli BBM dan makan saja kadang tidak cukup“, keluh pengemudi ojol yang tidak mau disebutkan identitasnya.
"Kami akan sampaikan ke pemerintah, mungkin hanya ini yang bisa kami lakukan tetapi kami sangat berharap hal ini didengar sampai ke pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dan dibuatkan regulasi-regulasi yang mengedepankan asas ekonomi kerakyatan”, tutup Erick Komala yang juga merupakan Caleg unggulan dari Partai Solidaritas Indonesia Kota Surabaya. (*)